Setelah seharian menuntut ilmu, tak terasa waktu
telah malam. Rembulan telah menggantikan posisi matahari dan bintang pun
menghiasi langit. Seperti biasa dan sebagai orang biasa, aku berjalan sendiri
menuju rumah sederhana yang biasa-biasa saja. Walaupun tampak seperti benteng
peninggalan zaman kolonial, rumah ini tetap mampu menjadi tempat kami
sekeluarga untuk melepas penat.
Namaku Andi. Aku baru berusia 15 tahun dan masih
bersekolah disalah satu SMA Favorit di kota tempat ku tinggal. Ayahku bekerja
sebagai buruh kasar di pasar sedangkan ibu bekerja sebagai pembantu di rumah
tetangga. Aku adalah anak tunggal. Meskipun anak tunggal, aku tidak pernah
diistimewakan oleh orang tua ku. Maklumlah, gaji mereka sebulan saja sudah
habis untuk biaya ku sekolah.
Setelah selesai mengganti seragam sekolah, aku
bergegas menuju dapur. Orang tua ku sudah menanti kedatanganku. Aku kemudian
duduk dan mengambil makanan.
“ Nikmat benar ne buk ?, I like it..!!,” kataku memuji masakan ibuku.
“ Ya habisin
dulu, baru komentar, kalo makan jangan sambil bicara,!” ayahku menyela
perkataanku.Mendengar perkataan ayahku, aku langsung menuruti perkataannya,
sebelum dia marah.
Setelah selesai makan, ayah mendekati ku. “ Andi, gimana sekolah mu tadi ? ada masalah ?,
bapak ngeliat temenmu banyak yang
bawa HP ? Kamu pengen ? kalo pengen, sabar dulu ya, bapak masih ngumpul-ngumpulin uang..”Ayah berbicara
kepadaku.
Aku kemudian membalas perkataannya.“ Ngga usah pak, ntar kita ngga makan,
uang SPP juga naik sekarang, buku-buku semua wajib, buku tulis berlogo juga
wajib, kalo HP belum begitu perlu, mending
uangnya ditabung pak”.
“ Jangan gitu.
Bapak tau kamu pengen punya HP,” Ayahku berkata kemudian pergi kekamarnya. Meskipun wajahnya sehoror Adolf Hitler, Ayahku sangat sayang
kepadaku seperti kasih sayang Raja Santanu kepada anaknya Bisma dalam cerita
Mahabarata.
Aku kemudian menuju kamar ku. Mendengar perkataan
ayahku, aku sangat senang tetapi aku sangat takut jika hal itu memberatkan
ayahku. Disisi lain, aku memiliki pacar dan hanya bisa bertemu disekolah. Aku
sangat ingin bicara atau hanya sekedar mengirim SMS yang berisi kata-kata sayang dan hal tersebut dapat terpenuhi
jika aku memiliki benda yang bernama HP ( handphone). Aku dipusingkan dengan
pikiranku sendiri dan tak sadar akupun tertidur…
Aku seperti berada di surga. Sangat indah, tenang
dan good looking. Tiba-tiba datanglah
seorang wanita. Ia sangat cantik dan manis seperti gula, bahkan lebih cantik
dari intan, pacarku yang sangat aku sayang. Dia mendekati ku dan berkata” Buka
ini untukku ya, sebelum aku pergi dan mungkin gak kembali lagi”.
Aku hanya bengong dan
kriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii………iiing, alarm jam menghentikan petualangan ku di
dunia mimpi. Aku bergegas bangun dan seperti biasa mempersiapkan diri untuk
pergi ke sekolah sebagai murid biasa dengan tampilan yang biasa juga.
Setibanya disekolah, Edi mendekati ku tidak seperti
biasanya. Ia seperti dikejar hantu atau seperti dikejar oleh anjing gila.
“ Eeh sob, udah tau
ngga
??, si Intan cewe mu, kemaren pergi
ma cowo laen, aku liat dengan mata kepalaku sendiri. Dan satu lagi,
dia ternyata nyembunyiin sesuatu dari loe selama ne. Dia punya HP ne nombernya, ngga ada yang tau selain gue.” Andi
berbisik ditelingaku. Dia mungkin berharap Intan tidak menyadari rahasianya
diketahui orang lain.
“Ahhh.. ngawur
aja loe. Intan ngga mungkin seperti yang loe bilang, Gue kekelas dulu ya sob, thanks infonya. “ Aku menepuk bahu Edi.
Tapi sebenarnya aku 60% percaya dengan
berita buruk itu. 60% itu datang karena sudah seminggu Intan menghindar dariku.
Sesampainya dikelas, aku melihat Intan duduk
sendirian. Ia melamun dan tidak merespon kedatanganku seperti biasanya. Ia
spertinya muak dengan kehadiranku disisinya. Aku mencoba meminta penjelasan
darinya namun, ia tetap menghindar seperti magnet yang bertemu dengan kutub
sejenis.
Singkat cerita, bel pulang pun
berbunyi. Murid-murid berhamburan keluar sekolah termasuk aku. Aku masih
mencoba mendekati Intan namun hasilnya tetap saja nihil. Tanpa buang-buang
waktu lagi aku langsung menuju rumah.
Setibanya dirumah, ayah mendekatiku
dan berkata”Andi, ne HP yang bapak janji’n tempo hari. Semoga bermanfaat ya
nak”. Aku gemetar seakan tak percaya. Langsung saja aku isi dengan number HPnya
Intan. Karena penasaran dengan sikapnya, aku menelpon dia dan langsung saja
dijawab oleh Intan.
“ Selamat malam, dengan siapa ya?”
Intan bertanya kepadaku. Aku menarik nafas panjang kemudian berkata “ Ne Andi
say, pacar mu. Aku baru saja dibeliin HP ma bapak ku say..”
“ Oww gitu, kebetulan
niih.. besok sebelum bel pelajaran dimulai bisa ngga kita ketemuan di tempat biasa ?? pintanya. “ Tentu.. ku tunggu
ya say ???”jawabku dan panggilanku pun diakhiri.
Semalaman aku memikirkan permintaan
Intan. Pikiran ku kalut, akal ku tidak dapat difungsikan lagi. Tak terasa
akupun tertidur ditengah kegalauan hatiku. Lagi dan lagi, wanita itu muncul
dalam mimpiku. Ia mendekat dan berkata “ Selamat tinggal”. Ia memelukku dan
kemudian hilang dengan perlahan dan dengan perlahan pula aku kembali kedunia
nyata.
Tidak seperti biasanya, aku bangun lebih awal dari
jam alarm ku. Perlahan aku mempersiapkan peralatan sekolah, seragam dan
langsung menuju ke sekolah tidak seperti biasanya.
Setibanya disekolah akupun langsung menunggu Intan
sesuai dengan permintaannya kemarin. Setelah beberapa lama, datanglah Intan. Ia
tidak seperti biasanya. Senyumnya hilang, tawanya lenyap, candanya musnah, yang
tertinggal hanyalah sosok wanita yang menyimpan kemuakan terhadap seseorang.
“ Sebenarnya aku ngga
kuat lagi, mending kita berteman
aja yaa, aku sudah punya yang baru sekarang.” Intan to the point tanpa menunggu
jawaban dari ku, dia langsung pergi tanpa mengucapkan salam terakhir. Aku
seperti tersengat listrik, tersambar petir, mata seakan-akan copot dan jantung seperti tidak nyaman pada
tempatnya. Ending yang kurang tepat
menurutku.
Tapi mau dikata apa lagi. Nampaknya Keinginan Intan
untuk menyudahi hubungannya dengan ku sudah tidak dapat ditawar lagi. Sebelum
Intan benar-benar pergi, ku sempatkan diriku untuk memberi ucapan terakhir
kepadanya” Ku hormati keputusan mu, tapi ingatlah semua hal yang pernah terjadi
diantara kita, semoga kau bahagia dengan lelaki barumu, good bye my sweety”. The end. ( dari kisah nyata dengan sedikit
perubahan dan dramatisasi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar